Kenapa harus ada Tawuran ?

Halo,

Bagaimana kabarnya semua? baik dong. Hari ini saya mau posting hal yang lumayan berbobot. maklum selama ini biasanya, saya cuma posting hal-hal yang agak kurang bermanfaat. Saya akan membahas tentang "Kenapa sih harus ada Tawuran?" dari sudut pandang Pelajar Lepas seperti saya.

Saya terinspirasi untuk membuat artikel ini, ketika saya sedang jalan-jalan menikmati sore. Saya melihat ada anak kecil bersama temannya sedang main. Salah satu anak itu tiba-tiba melihat sebatang kayu.

Mungkin, anak-anak pada jaman dahulu biasanya melihat ada sebuah kayu, langsung maen kuda-kudaan. Tapi anak ini malah memutarkan kayu tersebut kepada salah satu temennya sambil bilang "Tawuran yuk! , tawuran yuk!" saya cuman bisa prihatin.

Mungkin yang saya mau bahas pertama-tama adalah penyebab kenapa anak-anak bisa melakukan Tawuran. Menurut saya, ada tiga faktor yang mempengaruhi anak tersebut.

1. Lingkungan Keluarga

Banyak yang berpikir bahwa, semata-mata anak bisa melakukan tawuran karena kurangnya perhatian dari sekolah. Padahal, peran orang tua dalam keluarga juga sangat penting dalam membangun karakter anak.

Karena, tipe tawuran anak bisa terlihat dari mainan yang diberikan oleh orang tuanya. Contohnya,

Mungkin anaknya sering diberikan mainan karakter Power Renjer. Dia tawurannya tidak memakai senjata tajam. Tapi, langsung memanggil Megazord.

Mungkin, Anaknya diberikan Mainan Bisma Eks tiap tawuran dia manggil Elang. "Helioos!!  Kwaaak.."

Tapi, ada tuh yang aneh anaknya, tiap tawuran bukannya muterin gir malah muterin setrika. Oh, mungkin dia dulu sering dikasih mainan Airon Men.

2. Kurangnya Perhatian

Ada beberapa anak yang menganggap bahwa tawuran adalah ajang menunjukkan eksistensi, ingin mendapatkan perhatian. 'Siapa yang lebih kuat dia yang terkenal' begitulah stigma yang terkenal diantara mereka. Bukan diantara kalian ya.. kalo itu mah D'masiv. Yah elah..

Makanya sebagai orang tua harus lebih baik dalam memberikan perhatian ke anak.. tidak terlalu banyak juga, tidak terlalu sedikit.. Yang sedang-sedang saja. Karena, biasanya itu terlihat dalam diri anak.

Kalo, anaknya kurang diperhatikan.

Tiap ada anak sekolahan lain selalu ditanya,

"Woi!! Anak mana luh..? Sini majuh!!". Nah ini, karena kurang diperhatikan. Coba diberikan perhatian lebih anaknya. Jadinya pertanyaan yang diajukan pun beda.

Tiap ada anak sekolahan lain, ditanyain,

"Woi!! Anak mana luuuh.. ? Siniih makaan!!.. Tinggal sendok!!" . Nah, ini karena. Dia mengikuti kebiasaan di rumahnya.

3. Cara mendidik yang salah

Terkadang, masih banyak juga keluarga yang menerapkan sistem-sistem unik dalam keluarganya.

Contohnya, mungkin karena mereka tinggal di lingkungan yang mendukung premanisme semuanya diimplementasikan dengan kekerasan.

Anaknya berbuat  salah sedikit disabet pake gesper. Mana gespernya, gesper kulit lagi.. Kulitnya, kulit lembu.. Sulingnya, suling bambu..

Akhirnya, sang anak berpikir bahwa semuanya bisa diselesaikan dengan kekerasan. Dan, dilampiaskan di sekolahnya.

Ketemu orang gak seneng, dipukul..

Ketemu orang dipukul, gak seneng..

Ketemu orang gak dipukul, seneng..

Nah, itu dia beberapa faktor menurut saya yang belum dipastikan kebenarannya. Yang bisa mempengaruhi anak untuk melakukan tawuran.

Pesan saya, janganlah  tawuran. "Karena, sejatinya tawuran yang terbaik itu bukanlah melawan anak sekolahan lain. Saudara. Ataupun, Manusia lainnya. Tetapi, tawuran yang terbaik adalah melawan hawa nafsu yang ada dalam diri kita masing-masing".

Salam hangat,

Pelajar Lepas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Langit Pt. II

30 Oktober

Masakini