Uhtceare

"Uhta terbangun, dan Cearu menyelimuti"

"Uhta tidak kedinginan, tapi Cearu tetap menyelimuti"

"Uhta tak ingin tidur lagi, tapi Cearu masih ingin menyelimuti"

"Uhta terjaga", 

cahaya terang memancar horizontal pada garis cakrawala, 

berwujud kemerah-merahan dilangit sebelah timur menjelang matahari terbit.

"Dan Cearu, masih mencoba menyelimuti."

Masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa kita prediksi, banyak hal yang menanti. Dan itu bisa berubah karena tindakan kita di hari ini. 

Aku masih disini terbaring di tempat tidur, jam menunjukkan pukul 00.23 saat dimana pikiran memasuki WIO (Waktu Indonesia Overthinking). Mencoba tidak dipikirkan tapi kepikiran, dasar Manusia.

Setiap orang mempunyai pemikiran masing-masing itulah mengapa kita sebagai manusia diberikan akal untuk bisa memikirkan setiap tindakan kita, dan diberikan perasaan untuk bisa merasakan, mempunyai simpati, menghargai pendapat orang lain selama itu baik buat kita. 

Mungkin ada di belahan bumi sana Anak Manusia yang hidup dengan diberikan ekspetasi tinggi, ada juga yang malah berharap untuk tidak dilahirkan.
 
Ada yang hidup untuk mencari jati diri dan tujuan hidup, karena sudah punya segalanya nampaknya tidak membuatnya puas. Tapi, ada juga yang sudah merasa puas walau belum memiliki segalanya. Ya seperti itulah peran akal dan perasaan manusia dalam menentukan banyak hal. 

Aku selalu merasa bahwa Manusia adalah mahluk yang diberikan kuasa dan kendali penuh atas segala hal yang mereka lakukan. Dan itu semua bisa terjadi karena kebaikan Tuhan yang sangat besar. Tidak diciptakan seperti Malaikat yang harus selalu patuh kepada setiap perintah-Nya. Tidak diciptakan seperti Hewan yang hanya bertahan hidup untuk memenuhi Nafsunya.

Mungkin itulah alasan mengapa Tuhan selalu bertanya kepada kita,

Apakah tidak berpikir kalian?

Apakah tidak mengetahui kalian?

Apakah tidak ingat kalian?

Ya, manusia bertanggung jawab atas segala tindakan yang sudah mereka lakukan.

Hmm.. 
Waktu sudah berputar terlalu jauh dari tempat sebelumnya.

Cukup,
Kepala yang rebah ternyata belum tentu membuat kita tidak gelisah.

Mungkin Ini, Saatnya Kita pasrah.
Yah, Hanya itu mungkin,..
Hanya itu mungkin yang bisa membuat kita sadar, 
Kalau, Kita adalah Manusia-Manusia Lemah, Dasar.

Inspired by

Diri Sendiri,

Kisah Manusia Lain,

Masyarakat Jejaring Sosial,

Kesalahan,



Salam Hangat,


Pelajar Lepas.

 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Langit Pt. II

Happy Hakteknas

Masakini