Tentang Langit Pt.1

Hai para Pelepas, 

Wow. 

Ternyata blog gua ini sudah berada di dunia ini sekitar 8 tahun dari Mei 2012. Dia selalu menemaniku ketika aku membutuhkan platform untuk bercerita, menghempaskan ombak dari laut pikiranku yang dalam dan membagikannya disini.

Ingat sekali perjalanan awal blog ini, berawal dari penasaran dengan blogger karena liat iklan di baliho waktu lewat jalan tol. Akhirnya, memutuskan pergi ke warnet, habis satu jam pertama untuk edit template cuma gonta-ganti warna dan menulis salam pembuka.

Hari ini seperti biasa, aku mulai lagi ya.

Tolong Temani aku, blog.

Mohon Bantuannya *menundukkan kepala, hormat orang jepang.

***

Hari ini tak ada yang istimewa. Masih sama saja seperti hari sebelumnya. Data terdampak virus semakin meningkat, entah harus khawatir atau tidak. Tapi, Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan semua hal itu kepada Yang Maha Esa.

Tahun ini adalah tahun yang dibilang buruk tidak, dibilang bagus pun tidak. karena semua itu berdasarkan sudut pandang masing-masing pada akhirnya. Ada yang bisa mengambil pelajaran dan tetap maju, atau ada yang jatuh tersungkur tapi bangkit lalu berdiri. ada yang mengambil kesempatan di keadaan seperti ini juga ada.

Buat Gua, tahun ini adalah tahun yang menarik. Tahun dimana gua diajarkan banyak hal, bahwa ternyata perjuangan gua selama hidup ini tidak begitu berarti. bukan sia-sia. Tetapi, lebih kepada momen dimana gua merasa, bahwa gua gak lebih hanya sekedar manusia biasa, yang tak punya kekuatan apa-apa, kelebihan apa-apa dan sangat lemah.

Selama ini gua selalu berpikir bahwa hidup selalu punya masalah yang pasti bisa diatasi. gak pernah merasa putus asa karena masalah hidup. Tapi, ternyata tahun ini ada beberapa hal yang gak bisa gua tolerir dan menurut gua itu adalah hal yang membuat gua sadar kalau gua adalah manusia biasa. Merasa senang? Iya, Sedih? Iya, Lucu? Iya juga.

Unik memang, cara Tuhan mengingatkan. 

Dalam hidup yang namanya masalah pasti ada, gua selalu berpikir seperti itu. Karena, gua hidup dari mendengarkan berbagai macam keluhan yang hadir dari setiap orang disekeliling gua. dan Gua selalu merasa kalau peran gua adalah bisa selalu mendengarkan keluhan seseorang dan memberikan, bukan solusi sih, lebih kepada mengingatkan perasaan tenang kalau kita bersyukur dengan melihat dari perspektif lain. selalu cara itu yang gua lakuin.

Walaupun banyak juga yang menentang dan merasa kalau gua orang yang terlalu santai dan terkesan meremehkan tapi gua percaya bahwa itu lebih baik dibanding merasa tidak percaya diri.

Gua versi dulu selalu percaya bahwa membuka perspektif orang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang bisa membuat mereka jadi bisa lebih berpikir dan memahami orang lain. Tapi, ternyata ada momen dimana gua sendiri pun susah untuk berbuat demikian. Sampai "kekaguman" mengajarkan gua tentang hal tersebut dengan memberi gambaran langit.


"Here is the thing, everyone has their own complicated part and that's the way they are. Just look at the sky right away. If we look up on the right side of the sky it's just so bright and clear. But, if we look on the left side it's the opposite. That is how your mind right now. But, I guess now you pick the left side and just let it fulfill all over your head and it goes through your body".

Senja saat itu, berubah menjadi malam.

Jadi, dalam hidup masalah pasti akan selalu ada tapi bukan berarti itu membuat kita harus memikirkan masalah tersebut, tapi kita harus mengambil sudut pandang lain supaya masalah itu tidak terjadi lagi dan bisa membuat diri kita lebih berkembang. Itu semua bisa dilakukan selama kita masih berpikir positif. 

Dan menjaga diri untuk tetap positif, itu adalah satu hal yang dipercayakan oleh Tuhan kepada setiap diri Manusia.

Bersambung..







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Langit Pt. II

Happy Hakteknas

Masakini