Bangkit

Membuat cerita itu mudah, sangat sederhana dan tetap bermakna, selama sumber hati terus diisi dengan sumber yang bermanfaat 

entah itu matahari, pantulan cahaya bulan, atau terang bintang sirius yang bersifat sementara, selama itu membuat kita percaya diri

maka, citra sesungguhnya akan terpancar

Namun mengubah cerita kehidupan itu tidaklah perkara yang mudah, seakan larut dalam harapan dan impian, dunia ini kacau dipenuhi manusia yang tersesat, terluka dan teraniaya, oleh sebab itu, mungkin bangkit adalah kata yang tepat untuk pulih.


***


Tak terasa hampir 3 tahun pandemi berjalan, dampaknya sangat dirasakan oleh semua orang mulai dari Si kurang mampu sampai Si paling mampu, baik itu kehilangan waktu, kehilangan akses,  kehilangan orang terdekat,  kehilangan pekerjaan bahkan ..kehilangan jati diri. alhasil, banyak orang yang merasa insecure. 

Tak terkecuali gua.. setelah lebih dari seperempat abad hidup di dunia ini akhirnya gua merasakan yang namanya insecure.. ya insecure, kata yang selama ini gua coba jauhkan dari hidup gua, ternyata datang lewat cara  yang cukup unik.  

Sebelumnya, gua jelaskan dulu apa itu insecure?

"Insecure adalah suatu kepribadian yang berupa rasa tidak percaya diri sehingga seseorang akan merasa cemas, gelisah, dan takut dalam menghadapi atau melakukan sesuatu"

Contoh kecilnya ketika gua merasa insecure, pas mati lampu, terus gua mencoba untuk berjalan tanpa tahu didepan gua ada apa, dibawah gua ada apa, kayak gitulah perasaannya, serba salah, mau maju takut kesandung, mau mundur takut ketabrak meja, mau terbang gak punya sayap. *loh eh loh eh

Gejala awalnya gua rasain pas berhenti kerja karena pandemi, bingung mau ngapain ketika gak ada kerjaan, akhirnya tercetus ide jualan thrift hoodie dan sweater. 

Pertama-tama, karena belum punya modal gua jual jaket koleksi gua yang udah gak kepake, gua kumpulin dan gua post di ig. Biar lebih meyakinkan pelanggan gua cuci lagi biar bersih, takutnya ada sarang laba-labanya atau fosil cicak hamil kan, baru setelah itu gua jemur, baru juga setengah kering, orderan pertama masuk. Pelanggan minta jaket dikirim, yaudah jaket itu gua gosok, semprot parfum seperti sedang menyemprot APAR ke kompor yang terbakar, lalu bungkus plastik dalam keadaan lembab, kirim tanpa basa basi.  

*dan ternyata... disitulah letak kesalahannya

Berpikir bahwa orderan pertama berhasil langsung beli paket usaha yang berisi beberapa hoodie, foto cekrak-cekrek post. Laku 1, laku 2 tiba tiba datang pesan dari orderan pertama, pelanggannya bilang "Aduh, jaketnya kok basah gini sih!?, Jualan yang amanah dong!! " disitu gua langsung ga pede, berpikir dua kali kayanya jaket sisanya gua pake sendiri ajah. 

**time skip**

Akhirnya, karena merasa tidak berbakat jualan,  gua cari pekerjaan baru dan akhirnya momen insecure yang sangat gue rasakan disini, ketika gua mendapat pekerjaan menjadi guru Bahasa Inggris dan..  Bahasa Sunda *jengjengjengjeng musik horor*

WOW! Amazing pisan euy.. 

Gua yang ga punya basic mengajar sama sekali apalagi gua diharapkan menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa, yang ada malah jadi pahlawan tanpa jasa-nya beneran ini.

Coba anda bayangkan secara dari segi kultur, pelafalan dan negara bahasa Inggris dan Sunda sama sekali berbeda. 

Tapi gua merenung dan berpikir mungkin ini adalah sebuah tantangan buat gua untuk explore kemampuan belajar gua sebagai seorang pelajar lepas dalam arti sesungguhnya.    

Asalkan gua tetap fokus, Karena kalau tidak fokus, bisa-bisa gua terkecoh quotes seperti ini,

"Sepinter-pinternya seseorang belajar bahasa inggris, kalo ditanya apa artinya confused ? Pasti dia jawab bingung"

Iya juga ya..Oe

Apalagi gua mengajar dua mata pelajaran jangan sampe terbalik, karena beda pengaplikasiannya, contoh,

English: "Miss, are u drinking tea?"

Sunda: "Teh, teteh ngeteh, teh?"

Jadi inget dulu waktu SD gua diajarin bahasa inggris gampang gini, 

Cari bahasa indonesianya terus tinggal kurangin U, 

Lampu -  u = Lamp

Buku - u = (Buk) Book 

Sepatu - u = Sepat 

Eh, gagitu ya. Masa orang Inggris belajar ke sekolah pake alas kaki ikan 

Oe..

Tapi, mempelajari bahasa itu bisa memberikan banyak keuntungan contohnya, belajar Bahasa Sunda, selain membuat kita bisa melestarikan budaya, Bahasa Sunda membuat kita dapat diskon kalo beli makanan ke Warung Sunda. Atau kalo kita mempelajari Bahasa Inggris/Bahasa Asing kita bisa membuat mahal suatu produk, contoh pergi ke 

Warkop < Coffee Shop

Bakwan 2k < Fried Vegetable with Crispy Flour 20k

Kopi Item 3k < Black Coffee 15k

Tapi, memang berdasarkan survei yang gua baca, ada orang berpikir bahwa mempelajari bahasa lain selain yang biasa mereka gunakan itu mengagumkan, ada juga yang berfikir bahwa mempelajari bahasa lain itu membingungkan, ada lagi yang berpikir bahwa mereka tidak suka mempelajari bahasa lain, dan yang terakhir, segelintir orang yang sudah melewati fase tidak suka, mereka berpikir bahwa mempelajari bahasa lain itu tidak penting

Yea, that's how life goes.. kita akan selalu dihadapkan oleh beberapa pilihan sulit dan tantangan yang ada di depan, selama hidup di dunia yang terus berputar. 

"This worldly life is like a shadow if you try to catch it you will never be able to do, so if you turn your back towards it, it has no choice but to follow you."

Dan sekali lagi, mungkin bangkit adalah kata yang tepat untuk pulih.

Salam Hangat,

Pelajar Lepas

✌️




Komentar

Anonim mengatakan…
224

Postingan populer dari blog ini

Tentang Langit Pt. II

Happy Hakteknas

Masakini